Dibangku sekolah, seorang siswa
dijejali dengan berbagai ilmu pengetahuan, termasuk norma-norma hidup
dalam berkehidupan. Sekolah yang awalnya sebagai tempat menimba ilmu
sekaligus menghancurkan kebodohan, namun pada akhir-akhir ini sekolah
merupakan tempat mempelajari trik bagaimana meraih nilai berupa nominal
tanpa ada arti sebenarnya nilai tersebut.
Hak asasi siswa dalam
memilih untuk lebih specialis ke bidang pelajaran tertentu terpaksa
dihilangkan karena mau tidak mau mereka harus berburu angka demi
kelulusan. Tidak peduli apakah dia anak pandai atau bodoh, selama mampu
memenuhi target nilai itu ia selamat dari caci maki dan sumpah serapah
orang tua yang keberatan menanggung biaya sekolah apabila anaknya tidak
sampai lulus. Dan tak ayal lagi berbagai cara ditempuh untuk memenuhi
target itu, dari yang nyontek secara tradisional (membuat catatan kecil
di paha, lengan serta perut) sampai membayar mahal seorang joki.
Dan
sudah menjadi rahasia umum beberapa oknum guru menggunakan kesempatan
ini untuk mendapat uang komisi dengan menggelar jasa sebagai joki saat
ujian nasional. Ada apa dengan sistem pendidikan Indonesia ini...???
Sekolah
bukan lagi tempat yang nyaman untuk belajar. Sekolah menjadi neraka
bagi mereka dengan takdir otak yang pas-pasan ditambah dengan ekonomi
keluarga yang pas-pasan pula. Sekolah menjadi tempat yang secara
terpaksa harus mereka datangi karena titel di negeri ini lebih
dibutuhkan dari pada skill seseorang. Artinya sepandai dan sepinter
apapun orang itu tanpa menyandang titel dari sekolah dimana ia belajar,
maksimal ia akan dapat kerjaan ngepel kantor, atau pembuat minuman teh
di kantor-kantor ( Office Boy ). Kecuali ia berani berjuang da jalur
swasta, dan kayaknya itulah satu-satu jalan menuju kesuksesan tanpa
harus menghiba belas kasihan pemerintah untuk dijadikan PNS.
Lingkungan
sekolah yang penuh tekanan, karena target-target yang harus tercapai,
maka imbasnya adalah siswa telah belajar untuk meraih target nilai
bagaimanapun caranya. Nilai adalah dewa yang harus disembah, sementara
dewa itu buta dan budek, tidak akan tahu cara siswa bagaimana mereka
menyembahnya. Walhasil Indonesia telah sukses menciptakan generasi yang
hanya fokus pada target dengan menghilangkan rasa manusiawi pada dirinya
sendiri. Nilai hidup hanyalah sekumpulan nilai. Hidup berarti menumpuk
harta bagaimanapun caranya. Yang mereka tahu 1 + 1 adalah 2.
Sementara
saat-saat pelaksanaan belajar dan mengajar di sekolahan berarti biaya
yang harus ditebus juga entah apapun caranya, tidak jarang orang tua
yang harus menjadi maling, menjual diri, merampok..sekedar ingin melihat
anaknya menjadi manusia sekolahan. Setidaknya apabila terpaksa menjadi
maling, anaknya nanti menjadi maling yang bermatabat, maling dari
lingkungan terhormat, tidak seperti dirinya yang hanya mampu menjadi
maling ayam atau kambing tetangga.
Mungkin sudah takdir Indonesia
menjadi negara kacau balau..... namun ada setitik harapan "Tuhan tidak
akan merubah nasib suatu kaum apabila mereka tidak berusaha merubahnya
sendiri..."
NPSN : 10800266 Jln. SPONTAN Desa SIDOREJO Kec. SIDOMULYO Kab. LAMPUNG SELATAN Prov. LAMPUNG
CONTOH LAPORAN PKM-PGSD
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR
(PKM) – PGSD
Disusun oleh :
................................
NIM .......................
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
BANDAR LAMPUNG
2012.2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR
(PKM) – PGSD
Nama : ........................
NIM : ........................
Program : S.1 PGSD
Kelompok Belajar : Sidomulyo
Pembimbing
MUNADI, S.Pd.,MM
NIP 19690510 199903 1 008
|
Sidomulyo, ..................................2012
Mahasiswa
...............................
NIM .....................
|
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan rasa syukur kehaadirat Ilahi Rabbi, penulis merasa gembira
dan bahagia atas tersusunnya laporan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) PGSD
ini. Betapa maha besar Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, yang selalu memberikan perlindungan, kasih sayang, dan
berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu berkarya guna menopang
kepentingan hidup bersama dalam dunia pendidikan.
Di
tengah era globalisasi ini, ternyata masih banyak kegelisahan di dalam
dunia pendidikan. Perkembangan jaman yang ditandai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi selalu membawa dampak bagi kehidupan
manusia, baik dampak positif seperti perbaikan kualitas hidup manusia
maupun dampak negatif, seperti : krisis moral, turunnya nilai-nilai kemanusiaan.
Profesi
yang paling berperan dalam dunia pendidikan adalah guru, dengan kata
lain guru mempunyai posisi vital dalam perkembangan kehidupan manusia
yang dinamis ini.
Dengan
demikian mengajar merupakan kegiatan manajerial yang harus dapat
dilakukan secara professional. Mengajar menentukan masa depan peserta
belajar sebab apa yang mereka terima dalam pembelajaran dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku mereka dalam kehidupan
selanjutnya.
|
Sidomulyo, ...........................2012
Penulis
.......................................
|
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan ………………………………………………….
Kata Pengantar ………………………………………………………...
Daftar Isi ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………
1.1 Latar belakang ……………………………………………..
1.2 Tujuan PKM ……………………………………………….
1.3 Manfaat PKM ………………………………………………
1. Manfaat Bagi Guru …………………………………………
2. Manfaat Bagi Siswa ………………………………………..
3. Manfaat Bagi Lembaga …………………………………….
BAB II TEMUAN-TEMUAN DALAM PEMBELAJARAN ……….
2.1 Kelemahan-kelemahan …………………….......................
2.2 Penyebab Kelemahan ……………………………….........
2.3 Kelebihan-kelebihan ……………………………………...
2.4 Penyebab Kelebihan ……………………………………...
2.5 Hal-hal Unik Selama Pembelajaran ………………………
2.6 Rencana Perbaikan ……………………………………….
2.7 Refleksi …………………………………………………..
BAB III PENUTUP ………………………………………………….
3.1 Kesimpulan ………………………………………………
3.2 Saran ……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
|
Hal
i
ii
iii
iv
1
1
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
6
6
6
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mengajar
pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan
membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar
guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam
proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media
semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3).
Bila
terjadi pada suatu situasi tertentu, yang berbeda dari situasi lain
disebut pembelajaran. Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.” Lingkungan belajar merupakan suatu
sistem yang terdiri dari komponen atau unsur : tujuan, bahan pelajaran,
strategi, alat, siswa, dan guru (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.15).
Program
pengajaran adalah suatu rencana pelaksanan proses belajar mengajar yang
didasarkan atas pertimbangan tujuan yang ingin dicapai, bahan, metode,
alat, alokasi waktu dan evaluasi agar siswa menguasai proses belajar dan
hasil belajar yang optimal. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan professional mengajar. Guru
dalam hal ini sangat penting dilakukan mengingat profesi mengajar
merupakan pekerjaan yang tidak mudah dilakukan. Dalam mengajar
terkandung kemampuan menganalisis kebutuhan siswa, mengambil keputusan
yang harus dilakukan, merancang pembelajaran yang efektif dan efisien
mengaktifkan siswa melalui motivasi, mengevaluasi hasil belajar,
merevisi pembelajaran agar lebih efektif. Mengajar merupakan kegiatan
manajerial yang harus dilakukan secara professional. Sebab yang siswa
terima dalm pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
mereka dalam kehidupan selanjutnya (TIM FKIP, 2009:1.3).
Dick
dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi pembelajaran, yaitu
menjelaskan komponen-komponen umum suatu set bahan pembelajaran dan
prosedur-prosedur yang akan digunakan secara bersama-sama untuk
menghasilkan hasil belajar pada peserta didik (Robinson Situmorang, dkk,
2006:6.3).
Peningkatan
kemampuan mengajar merupakan suatu proses pembentukan keterampilan yang
dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mantap yang
diharapkan telah terbentuk menempuh berbagai mata kuliah, proses
pembentukan keterampilan terutama keterampilan mengajar haruslah
dilakukan secara bertahap dan sistematis, sehingga penguasaan
keterampilan dapat dipantau secara bertahap dan sistematis pula.
1.2 Tujuan Pembuatan Laporan
Laporan
PKM ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan pembelajaran, termasuk mengenali karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik;
2. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dan keilmuan bidang studi dengan tepat;
3. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dengan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat;
4. Mengidentifikasi kelebihan dan kelemahannya dalam mengajar, melalui refleksi;
5. Memperbaiki tindak pembelajaran berikutnya dengan memperhatikan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya;
6. Mempertanggungjawabkan
keputusan dan tindak pembelajaran yang dilakukan berdasarkan
prinsip-prinsip keilmuan dan moral yang diacunya (TIM FKIP, 2009 :
1.4-1.5).
1.3 Manfaat
Proses pembelajaran PKM ini telah banyak memberikan manfaat bagi guru, siswa dan lembaga.
Manfaat bagi guru adalah :
1. Memiliki pengalaman belajar dalam menerapkan berbagai pengetahuan dan pengalaman.
2. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui tindak pengajar yang telah dipraktekkan.
3. Menjadikan kegiatan pembelajaran sebagai sesuatu yang dinamis, menarik dan menantang.
4. Mempunyai
kemampuan untuk menilai kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam
merancang dan melakukan pembelajaran, serta melakukan berbagai upaya
untuk memperbaiki kekurangannya dalam mengajar.
5. Terbiasa
mengambil keputusan dan melakukan perbaikan pembelajaran berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Manfaat bagi siswa adalah :
1. Menjadikan kegiatan pembelajaran sebagai sesuatu yang dinamis, menarik dan menantang.
2. Dalam
kegiatan pembelajaran, mengajar menentukan masa depan peserta belajar
sebab apa yang mereka terima dalam pembelajaran dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku mereka dalam kehidupan selanjutnya.
Manfaat bagi lembaga adalah :
1. Berbekal
pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya tersebut, guru
diharapkan dapat melakukan unjuk kerja pembelajaran pada jenjang
pendidikan persekolahan yang sesuai dengan tugasnya.
2. Apabila
seorang guru yang professional, maka akan menghasilkan peserta didik
yang berkualitas sehingga akan mempengaruhi kualitas lembaga tersebut
(TIM FKIP, 2009 : 1.5).
BAB II
TEMUAN-TEMUAN DALAM PEMBELAJARAN
2.1 Kelemahan-kelemahan
Masih banyak kelemahan-kelemahan yang saya dapati saat melaksanakan pembelajaran, diantaranya :
- Siswa kurang mampu menguasai kemampuan dengan baik.
- Siswa kurang memahami penjelasan dari guru.
- Siswa kurang mencapai tujuan pembelajaran.
- Siswa kurang mampu melaksanakan tugas secara optimal.
2.2 Penyebab Kelemahan
Metode
yang saya gunakan kurang bervariasi, media pembelajaran kurang lengkap,
pengelolaan kelas kurang optimal, dan kurang mampu memotivasi siswa
untuk belajar secara efektif. Adanya siswa yang kurang atau lamban dalam
belajar serta latar belakang yang berbeda.
2.3 Kelebihan-Kelebihan
Sebagian besar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang saya harapkan.
2.4 Penyebab Kelebihan
Meskipun
metode, media pembelajaran dan pengelolaan kelas yang saya gunakan
kurang tepat namun saya mencoba untuk mengembangkan kemampuan secara
optimal dan menjelaskan pelajaran sejelas mungkin kepada siswa. Selain
itu siswa didukung adanya sumber belajar yang lebih lengkap di luar
sekolah untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman, seperti : majalah, program televise, internet, dan sebagainya.
2.5 Hal-Hal Unik Selama Pembelajaran
- Siswa lebih suka menggambar.
- Siswa lebih suka menyanyi
- Siswa lebih suka mengobrol dengan temannya
- Siswa lebih antusias dengan metode pembelajaran demonstrasi
- Siswa selalu meminta ijin ke kamar kecil (toilet)
2.6 Rencana Perbaikan
Memperhatikan siswa ketika pembelajaran berlangsung atau penguasaan kelas secara maksimal;
- Menggunakan metode yang lebih tepat dan memotivasi siswa dalam belajar;
- Melatih siswa dan mengarahkannya sehingga kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran lebih efektif atau sesuai sasaran;
- Pembaharuan pembelajaran yang diterapkan di SD yakni pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) (Wardani, dkk, 2009 : 10.17)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
saat melaksanakan pembelajaran, masih banyak kelemahan-kelemahan
(penyebab kelemahan) dan kelebihan-kelebihan (penyebab kelebihan)
diantaranya adalah : metode, media, pengelolaan kelas dan sebagainya
yang akan mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran bagi guru, siswa
dan lembaga.
3.2 Saran
Secara garis besar hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebaiknya :
1. Guru lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran agar pencapaian penguasaan materi pelajaran lebih baik lagi.
2. Penerapan metode yang digunakan harus bervariasi, sehingga akan memotivasi siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran di kelas.
3. Siswa
yang kurang atau lamban dalam belajar, harus banyak berlatih dan diberi
bimbingan khusus sehingga dapat mengejar kekurangan-kekurangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W, Sri, dkk, 2009, Strategi Pembelajaran di SD, Universitas Terbuka, Jakarta.
IG.A.K. Wardani, dkk, 2009, Perspektif Pendidikan SD, Universitas Terbuka, Jakarta.
Situmorang, Robinson, dkk, 2006, Desain Pembelajaran, Universitas Terbuka, Jakarta.
TIM FKIP, 2009, Pemantapan Kemampuan Mengajar PKM PGSD, Universitas Terbuka, Jakarta.
FORM KELENGKAPAN BERKAS TUGAS MATA KULIAH PKM PGSD
Kode Mata Kuliah : PDGK4209
Nama Mahasiswa : ..................................
UPBJJ-UT : Bandar Lampung
Masa Ujian : 2012.2
NO
|
JENIS BERKAS
|
Target
|
Kelengkapan
|
Jumlah yang
| |||
dikumpulkan
| |||
mahasiswa
| |||
1.
|
RP
|
12
|
12
|
2.
|
Lembar Refleksi
|
12
|
12
|
3.
|
Instrumen penilaian APKG 1
|
12
|
12
|
4.
|
Instrumen Penilaian APKG 2
|
12
|
12
|
Mengetahui
Kepala SDN ......................
................................................
NIP ........................................
|
Sidomulyo, ........................2012
................................
NIM .......................
|
2013 Batas Akhir Guru Senior Ikuti Sertifikasi
JAKARTA- Para guru senior yang berniat ikut sertifikasi tapi belum
bergelar sarjana, tidak perlu khawatir. Sebab, tahun depan Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) masih memberikan kuota sertifikasi
bagi guru yang belum berijazah S-1. Kesempatan ini berlaku hingga 2013.
Ketua Badan Pengambangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP) Kemendiknas Syawal Gultom menuturkan, Kemendiknas memiliki ancang-ancang kuota sertifikasi guru tahun depan sebesar 393.020 guru.
Dari jumlah tersebut, dialokasikan untuk guru yang bergelar S-1, S-2, dan S-3 sebesar 223.233 orang. Sedangkan untuk kuota guru yang belum bergelar sarjana sebesar 169.787.
Rinciannya, kuota untuk guru belum S-1 berumur lebih dari 50 tahun dan masa kerja lebih dari 20 tahun sejumlah 44.103 guru. Untuk kuota guru belum S-1 tapi sudah masuk Golongan IV/a sebanyak 36.714 orang. Terakhir, kuota untuk guru yang sedang menempuh program sarjana sebesar 88.970 orang.
Gultom menjelaskan, angka ini masih hitungan dari pihak BPSDM-PMP. Kemudian, untuk menjadi kuota definitif, akan dirembuk bareng bersama DPR. Selain itu, data juga berpotensi berubah jika ada up date soal guru layak ikut sertifikasi di tingkat provinsi. Untuk kegiatan ud date ini dibatasi hingga 30 September.
“Kondisi di lapangan, ada sejumlah guru yang belum S-1 tapi golongan kepangkatannya IV/a,” tandas Gultom. Dia menuturkan, guru dengan kondisi ini masih diberi toleransi untuk mengikuti sertifikasi.
Gultom berjanji, pihaknya akan menghabiskan sisa guru yang belum sarjana ini hingga 2013 mendatang. Selanjutnya, program sertifikasi guru setiap tahun hanya akan diikuti oleh guru-guru yang sudah mengantongi ijazah minimal S1.
Gultom berharap, meski belum bergelar sarjana, para guru sepuh yang bakal mendapatkan sertifikat pendidik itu harus meningkatkan profesionalisme kerjanya.
“Jangan sampai kencang ketika mengejar sertifikasi. Setelah itu kendur ketika kembali mengajar,” paparnya.
Kepala Pengembangan Profesi Pendidik (Bangprodik) BPSDM-PMP Kemendiknas Unifah Rosyidi menuturkan, pihaknya terus mengingatkan jika tunjangan sertifikasi yang diberikan kepada guru yang sudah mengantongi sertifikat pendidik, bukanlah gaji. “Sifat tunjangan ini berbasis kinerja,” ujarnya.
Untuk itu, Unifah mengingatkan supaya para guru yang sudah memegang sertifikat pendidik terus menjaga kinerja mengajarnya. Apalagi, tahun depan akan diterapkan sistem evaluasi khusus bagi guru-guru yang mendapatkan tunjangan sertifikasi ini. Jika hasil evaluasi menyatakan seorang guru kinerjanya jeblok, maka tunjangan profesi pendidik (TPP)-nya bakal dibekukan dulu. TPP baru bisa dicairkan lagi jika kinerjanya sudah sesuai dengan standar kompetensi. (wan/nw/jpnn)
Ketua Badan Pengambangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP) Kemendiknas Syawal Gultom menuturkan, Kemendiknas memiliki ancang-ancang kuota sertifikasi guru tahun depan sebesar 393.020 guru.
Dari jumlah tersebut, dialokasikan untuk guru yang bergelar S-1, S-2, dan S-3 sebesar 223.233 orang. Sedangkan untuk kuota guru yang belum bergelar sarjana sebesar 169.787.
Rinciannya, kuota untuk guru belum S-1 berumur lebih dari 50 tahun dan masa kerja lebih dari 20 tahun sejumlah 44.103 guru. Untuk kuota guru belum S-1 tapi sudah masuk Golongan IV/a sebanyak 36.714 orang. Terakhir, kuota untuk guru yang sedang menempuh program sarjana sebesar 88.970 orang.
Gultom menjelaskan, angka ini masih hitungan dari pihak BPSDM-PMP. Kemudian, untuk menjadi kuota definitif, akan dirembuk bareng bersama DPR. Selain itu, data juga berpotensi berubah jika ada up date soal guru layak ikut sertifikasi di tingkat provinsi. Untuk kegiatan ud date ini dibatasi hingga 30 September.
“Kondisi di lapangan, ada sejumlah guru yang belum S-1 tapi golongan kepangkatannya IV/a,” tandas Gultom. Dia menuturkan, guru dengan kondisi ini masih diberi toleransi untuk mengikuti sertifikasi.
Gultom berjanji, pihaknya akan menghabiskan sisa guru yang belum sarjana ini hingga 2013 mendatang. Selanjutnya, program sertifikasi guru setiap tahun hanya akan diikuti oleh guru-guru yang sudah mengantongi ijazah minimal S1.
Gultom berharap, meski belum bergelar sarjana, para guru sepuh yang bakal mendapatkan sertifikat pendidik itu harus meningkatkan profesionalisme kerjanya.
“Jangan sampai kencang ketika mengejar sertifikasi. Setelah itu kendur ketika kembali mengajar,” paparnya.
Kepala Pengembangan Profesi Pendidik (Bangprodik) BPSDM-PMP Kemendiknas Unifah Rosyidi menuturkan, pihaknya terus mengingatkan jika tunjangan sertifikasi yang diberikan kepada guru yang sudah mengantongi sertifikat pendidik, bukanlah gaji. “Sifat tunjangan ini berbasis kinerja,” ujarnya.
Untuk itu, Unifah mengingatkan supaya para guru yang sudah memegang sertifikat pendidik terus menjaga kinerja mengajarnya. Apalagi, tahun depan akan diterapkan sistem evaluasi khusus bagi guru-guru yang mendapatkan tunjangan sertifikasi ini. Jika hasil evaluasi menyatakan seorang guru kinerjanya jeblok, maka tunjangan profesi pendidik (TPP)-nya bakal dibekukan dulu. TPP baru bisa dicairkan lagi jika kinerjanya sudah sesuai dengan standar kompetensi. (wan/nw/jpnn)
Hasil Pencarian:
informasi sertifikasi guru 2013, sergur 2013, sergur kemendiknas 2013, sergur kemdiknas 2013, daftar calon peserta sertifikasi guru 2013, daftar sertifikasi guru 2013, daftar calon sertifikasi guru 2013, bakal calon sertifikasi guru 2013, www kemendikbud go id, kemendikbud go id, sergur kemdiknas go id 2013, daftar calon sertifikasi 2013, calon peserta sertifikasi guru 2013, website bpsdmpk kemendikbud go id/ukguru, www kemendikbud, ukg kemdikbut go id, info sergur 2013, calon sertifikasi guru tahun 2013, daftar bakal calon sertifikasi guru 2013, daftar calon peserta sertifikasi 2013, calon sergur 2013, bakal calon sertifikasi 2013, calon sertifikasi guru 2013, kemendiknas sertifikasi 2013, Www sergur 2013 kemdiknas com, sergur2013, daftar bakal calon peserta sertifikasi guru 2013, pendaftaran sertifikasi 2013, sergur tahun 2013, sergur kemendiknas
Langganan:
Postingan (Atom)
Tentang RA Kartini
Museum Kartini- Jejak Sejarah Yang Terabaikan
Opini tentang Kebaya : Antara Keteraturan dan Keterkungkungan
Riwayat Hidup R.A Kartini - Antara Pernikahan dan "Poligami"
RA Kartini – Sebuah Inspirasi Bagi Wanita Indonesia
Biografi RA Kartini - Uraian Singkat dan Lengkap Tentang Kartini
SILABUS SD/MI