pada PPs MM UBL Konsentrasi Manajemen Pendidikan
Tahun 2012
Oleh : MUNADI
A. MENYUSUN LATAR BELAKANG PENELITIAN
A. MENYUSUN LATAR BELAKANG PENELITIAN
Dalam bagian latar belakang penelitian atau yang
kadang-kadang dikategorikan sebagai bagian pendahuluan ini dijelaskan mengenai
apa yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Biasanya alasan
yang diajukan oleh peneliti adanya kesenjangan antara apa yang diinginkan
(keadaan yang ideal atau yang semestinya) dengan keadaan yang ada pada saat
penelitian tersebut akan dilakukan.
Contoh :
Judul
penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah:
“Efektivitas
Pembelajaran Microteaching pada Mata
Kuliah PKM di S-1/PGSD UT Semester 4 UPBJJ-UT Bandar Lampung Pokjar Sidomulyo
Lampung Selatan“
Berdasarkan judul penelitian ini di dalam menyusun latar
belakang penelitian harus menunjukkan adanya rasa tidak puas terhadap
pelaksanaan pembelajaran microteaching
mata kuliah PKM yang selama ini berlangsung di UT Pokjar Sidomulyo Lampung
Selatan (tentu saja ketidak puasan ini harus didukung oleh bukti-bukti yang
kuat). Dalam mengemukakan ketidakpuasan tersebut peneliti harus pula
mengemukakan bagaimana seharusnya pembelajaran microteaching dilakukan (juga harus dikemukakan dukungan teorinya).
Dengan penelitian yang akan dilakukan ini, peneliti bermaksud untuk dapat
menjaring informasi mengenai efektivitas pembelajaran microteaching yang terlaksana sesungguhnya di UT Pokjar Sidomulyo
Lampung Selatan (peneliti adalah salah satu upaya untuk mencari bukti di lapangan).
Jika memang dari penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran microteaching ternyata belum efektif, maka
peneliti dapat menawarkan saran untuk perbaikannya disertai dengan bukti atau alasan-alasan
yang berdasar.
Agar peneliti
dapat merumuskan latar belakang dan alas an atau pentingnya penelitian yang
dilakukan, merka harus sanggup menangkap adanya celah atau kesenjangan sebagai
gejala yang ideal. Untuk dapat melihat adanya kesenjangan ini memang diperlukan
rasa tanggap yang baik. Untuk mencapai tingkaty tanggap yang tinggi diperlukan
latihan berdiskusi ilmiah dengan kawan atau kegiatan-kegiatan ilmiah yang lain.
B.
MENEMUKAN
MASALAH PENELITIAN
Berikut ini langkah-langkah yang
dilakukan untuk menemukan permasalahan penelitian yang sudah dipersiapkan,
yaitu:
1. Tentukan
tipe penelitian
2. Siapkan
sumber informasi (resources)
3. Menyempitkan
atau memperluas topik
4. Membangun
permasalahan dari topik
5. Uji
“SO WHAT”/jadi apa?
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah,
penelitian harus mengandung unsur keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang
dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada
karakeristik keilmuan yaitu:
1. Rasional: penelitian ilmiah adalah sesuatu
yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang
dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca indera manusia.
3. Sistematis: menggunakan proses dengan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika
tidak menggunakan penalaran logis, tetapi menggunakan prinsip kebetulan,
coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan untuk
pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu penelitian
dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah
ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara
kebetulan.
Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai penelitian antara lain:
Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai penelitian antara lain:
1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan
data atau informasi. Misalnya, seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan
penelitian tentang latar belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya.
Kepala sekolah tersebut belum dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya
sekedar mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan data hanya merupakan
salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya
yang harus dilakukan kepala sekolah agar kegiatan tersebut menjadi penelitian
adalah menganalisis data. Data yang telah diperolehnya dapat digunakan misalnya
untuk meneliti pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi
belajar siswa.
2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan
fakta dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya seorang pengawas telah
berhasil mengumpulkan banyak data/infromasi tentang implementasi MBS di sekolah
binaanya dan menyusunnya dalam sebuah laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas
tersebut bukanlah suatu penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga bukan
laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan menjadi suatu penelitian ketika
pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data lebih lanjut sehingga
diperoleh suatu kesimpulan.
Misalnya:
(1) faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS atau
(2) faktor-faktor
penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya.
C.
MERUMUSKAN
PERMASALAHAN PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian, permasalahan
merupakan kunci dari kegiatannya. Dari permasalahan penelitian inilah tujuan
penelitian, hipotesis, populasi dan sampel, teknik untuk mengumpulkan dan
menganalisis data ditentukan. Permasalahan penelitian merupakan pertanyaan yang
dijadikan tonggak bagi peneliti dengan tegas mengemukakan permasalahan,
terlebih dahulu harus memberikan batasan. Ada dua jenis batasan yang sering
kali dikacaukan para calon peneliti, yaitu:
1. Batasan
pengertian.
Batasan
pengertian yang kadang-kadang disebut dengan batasan istilah adalah bagian dari
proposal maupun laporan penelitian tempat peneliti memberikan penjelasan kepada
orang tentang hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan penelitiannya. Pentingnya
peneliti memberikan penjelasan tentang pengertian ini adalah agar orang lain
yang berkepentingan dengan penelitian tersebut mempunyai persepsi yang sama
dengan peneliti. Dari contoh judul penelitian yang telah dikemukakan yakni
“Efektivitas Pembelajaran Microteaching
pada Mata Kuliah PKM di S-1/PGSD UT Semester 4 UPBJJ-UT Bandar Lampung Pokjar
Sidomulyo Lampung Selatan“, yang perlu diterangkan adalah: “efektivitas” dan
“Pembelajaran Microteaching”.
Kegunaan
dari pembatasan pengertian adalah agar pembaca tidak memiliki penafsiran yang
berbeda dengan yang dimaksud oleh peneliti.
2. Batasan
masalah.
Batasan masalah merupakan sejumlah
masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya
melalui penelitian. Untuk sampai pada batasan masalah, peneliti terlebih dahulu
harus mencoba mendaftar sebanyak-banyaknya masalah yang menjadi ganjalan di
dalam pikirannya, yang sekiranya dapat dicarikan jawabannya melalui kegiatan
penelitian yang akan dilakukan. Tahap ini dinamakan tahap identifikasi masalah.
Dari banyak masalah-masalah yang berhasil didaftar atau diidentifikasi, dengan
menyesuaikan diri pada keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki, peneliti hanya
memilih satu atau beberapa masalah yang dipandang penting dan berguna untuk
dicarikan pemecahannya.
D.
MERUMUSKAN
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Merumuskan
tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan satuan
yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan
penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa kita ingin melakukan
penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan
perumusan masalah.
Tujuan penelitian dapat dibedakan
menjadi tujuan umum (general purposes) dan tujuan khusus (spesific
purposes). Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai
dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat
keberhasilannya. Penulisan tujuan dirumuskan dalam bentuk kalimat yang
afirmatif. Bila sekiranya akan timbul perbedaan penafsiran, perlu diberikan
definisi istilah dan variabel-variabel penelitian yang bersangkutan.
1. Tujuan umum merupakan pernyataan
spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian,
bersifat global, jangka panjang dan abstrak
2. Tujuan khusus penelitian
·
merupakan
pernyatan dalam bentuk kongkrit dan dapat diukur
·
berupa
uraian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum penelitian
·
Tujuan
khusus berkaitan dengan masalah penelitian dan menunjukkan variabel yang akan
diteliti
·
boleh
dalam kalimat aktif (mengetahui,menilai, membuktikan, mendeskripsikan, dsb )
·
maupun
pasif (diketahuinya, dsb.)
Jenis tujuan penelitian
1. Mendapatkan informasi IPTEK tertentu
2. Mengembangkan
metode/alat/teori/konsep baru yang lebih efektif/efisien dibanding yang ada
3. Menilai faktor-faktor yang
berhubungan/berpengaruh terhadap suatu kejadian
4. Mengevaluasi program, kegiatan atau
menjelaskan fakta terkait dengan peraturan/prosedur
5. Membandingkan efektivitas/efisiensi
2 kelompok atau lebih responden
Untuk memberikan arahan dalam
pelaksanaan penelitian, proposal penelitian memuat apa yang hendak dicapai.
Tujuan penelitian, banyak memberi warna terhadap langkah-langkah yang akan
ditempuh, karenanya menurut Moh. Ali (1994 : 96) ada beberapa kriteria yang
harus diperhatikan yaitu ;
1) Tujuan
penelitian dirumuskan secara jelas dan operasional
2) Tujuan
penelitian diarahkan sekitar masalah yang diteliti
3) Tujuan
penelitian memberi arah yang tepat bagi peneliti tentang sasaran yang dituju.
4) Tujuan
penelitian mencerminkan analisis masalah dari segi variabel yang diteliti,
sehingga memungkinkan terpecahkannya masalah.
2. Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian adalah penggunaan
hasil penelitian berupa informasi, model/alat/teori/konsep/faktor-faktor
yang berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian yang dapat digunakan
oleh:
• program kesehatan untuk
perencanaan, pengambilan keputusan/ perumusan kebijakan
• masyarakat umum
• masyarakat
industri
• pengembangan
ilmu pengetahuan
Pada intinya, kegunaan penelitian
menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasil penelitian kita.
Kegunaan penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya,
kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penelitian kita. Kegunaan penelitian dapat dibedakan
menjadi kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan
bidang profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.
Salah satu contoh kegunaan penelitian
yang terbimbing baik adalah
1) Bagi Lembaga
1) Bagi Lembaga
- Orisinilitas karya tulis yang dithasilkan
lebih terjamin dan lebih terasakan
- Mutu yang diluluskan lebih tinggi
dan handal
- Kegiatan akademik akan lebih hidup
dan berbobot
2) Bagi Mahasiswa
- Mendapat pengalaman meneliti yang
berharga
- Mendapat pembinaan diri menuju pribadi
berkualitas
- Mempersembahkan hasil karya yang
dapat membanggakan
3) Bagi Dosen Pembimbing
- Menambah penalaran ilmu khususnya
pengetahuan terapan
- Menambah khasanah data dan informasi
yang terpercaya
- Menambah tajam wawasan keilmuan dan
prestasi akademik
E.
MEMBATASI
LINGKUP PENELITIAN
Seringkali untuk mencapai tujuan memerlukan waktu yang
“terlalu” lama atau memerlukan tenaga yang “terlalu” besar. Agar penelitian
dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap pencapaian
tujuan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan membatasi lingkup penelitian.
Pernyataan batasan lingkup ini juga berfungsi untuk lebih mempertajam rumusan
permasalahan.
Upaya peneliti melakukan pemilihan di antara
proposisi yang telah diidentifikasi pada langkah identifikasi masalah, untuk
dielaborasi lebih lanjut ditimbang dari urgensi, kebermaknaan dan relevansinya
untuk dikaji dan dijabarkan sebagai landasan membuat rumusan masalah.
Pembatasan masalah tidak identik dengan pembatasan ruang lingkup penelitian.
Pembatasan masalah lebih tertuju kepada memilih variabel yang dilibatakan untuk
dikaji, sementara lingkup penelitian adalah urusan pada ruang lingkup yang
dibahas pada persoalan sampel pada metodologi penelitian.
Untuk
membatasi agar pembahasan masalah tidak terlalu panjang lebar, sehingga dapat
diperoleh suatu tujuan yang diinginkan, maka perlu adanya pembatasan dari ruang
lingkup yang meliputi tempat (spasial) dan waktu (temporal).Ruang lingkup
tempat (spasial) dalam penelitian ini dipilih, pengaruh. Sedangkan ruang lingkup
waktu (temporal) berkaitan dengan pembatasan waktu (kapan/bulan/tahun).
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta
Umar,
Husein. 2001. Metode Penelitian untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Surakhmad,
Winarno. 1981. Paper Skripsi Thesis
Disertasi. Bandung: Tarsito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar