PERANGKAT PKM
LAPORAN PKM 
  • APKG I dan II 
  • RAT dan SAT 
  • KKO 
  • MUTU PENDIDIKAN


    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.     Latar Belakang
    Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan. Berbagai inovasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan. Sebagai contoh perubahan kurikulum, penggunaan berbagai pendekatan pembelajaran. Hal serupa terjadi juga di semua kabupaten dan di semua provinsi di Indonesia.
    Mutu pendidikan yang tidak mengalami peningkatan secara merata juga disebabkan karena penyelenggaraan pendidikan. Selain itu juga peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.
    Sekolah sebagai suatu unit organisasi pendidikan formal merupakan wadah kerja sama sekelompok orang (guru, kepala sekolah, dan siswa) untuk mencapai tujuan yang diinginkan (ditetapkan). Pencapaian tujuan sekolah, baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat tergantung pada orang-orang yang terhimpun dalam lembaga (sekolah) itu.
    Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang senantiasa diperlukan oleh masyarakat sepanjang masa, namun tidak semua lembaga pendidikan diminati masyarakat, ada beberapa lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin menurun baik jumlah siswa maupun kualitasnya sampai akhirnya ditutup, sebaliknya tidak sedikit lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin eksis dan semakin maju.Lembaga pendidikan yang selalu diminati masyarakat yaitu lembaga pendidikan yang baik dalam pengelolaan sumber daya yang ada, akuntabel, berkualitas, mampu bersaing dengan lembaga lain dan dapat mengantarkan anak didiknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun ke dunia kerja dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan teknis yang sangat diperlukan oleh dunia usaha dan industri, lembaga seperti inilah kita namakan lembaga pendidikan yang baik dan bermutu.

    B.    Tujuan Penulisan Makalah
    -       Tujuan Teoritik
    1)     Memberikan manfaat dan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan di setiap satuan pendidikan.
    2)     Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap satuan pendidikan untuk tercapainya mutu pendidikan yang lebih baik.
    -       Tujuan Praktis
    Untuk memenuhi syarat dalam mengikuti / menyelesaikan mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan.



    BAB II
    PEMBAHASAN
    A.     Pengertian, Karakteristik Mutu Pendidikan
    1.      Pengertian Mutu Pendidikan
    Mutu menurut Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan. Mutu menurut Juran ialah kecocokan dengan kebutuhan. Mutu dibidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).
    Output dinyatakan bermutu apabila hasil belajar akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatan lulusannya dan merasa puas. Mutu dalam konteks manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management in Education (TQME) bukan hanya merupakan suatu gagasan, melainkan suatu filosofi dan metodologi dalam membantu lembaga untuk mengelola perubahan secara totalitas dan sistematik, melalui perubahan nilai, visi, misi, dan tujuan. Karena dalam dunia pendidikan mutu lulusan suatu sekolah dinilai berdasarkan kesesuaian kemampuan yang dimilikinya dengan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.
    Namun untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, maka sekolah harus melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang berorientasi pada peningkatan mutu. Mutu pendidikan adalah suatu keberhasilan proses dan hasil belajar yang menyenangkan serta memberikan kenikmatan. Mutu adalah sifat dari benda dan jasa. Mutu adalah paduan sifat-sifat dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
    2. Karaktersitik Mutu Pendidikan
    Husaini Usman mengemukakan 13 (tiga belas) karakteristik yang harus dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu :
    1)     Kinerja (performa)
    2)     Waktu wajar (timelines)
    3)     Handal (reliability)
    4)     Daya tahan (durability)
    5)     Indah (aesteties)
    6)     Hubungan manusiawi (personal interface)
    7)     Mudah penggunaannya (easy of use)
    8)     Bentuk khusus (feature)
    9)     Standar tertentu (comformence to specification)
    10)  Konsistensi (concistency)
    11)  Seragam (uniformity)
    12)  Mampu melayani (serviceability)
    13)  Ketepatan (acuracy)
    Lebih lanjut Usman mengemukakan secara sederhana mutu memiliki 4 (empat) karakteristik sebagai berikut :
    1. Spesifikasi,
    2. Jumlah,
    3. Harga dan
    4. Ketepatan waktu penyerahan.
    Sedangkan ruang lingkup mutu meliputi :
    1. Mutu produk,
    2. Mutu biaya,
    3. Mutu penyerahan dan
    4. Mutu keselamatan.

    B.    Prinsip Manajemen Mutu pada Industri Modern
    Manajemen sekolah seyogyanya dapat memahami perkembangan manajemen sistem industri modern, sehingga mampu mendesain, menerapkan, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan oleh industri modern dengan teknik Total Quality Management in Education (TQME).
    Untuk mencapai usaha tersebut, digunakan 10 unsur utama, yaitu :
    1.       Fokus pada pelanggan,
    2.       Obsesi terhadap kualitas,
    3.       Melalui pendekatan ilmiah,
    4.       Adanya komitmen jangka panjang,
    5.       Kerja sama tim,
    6.       Perbaikan secara berkesinambungan,
    7.       Pendidikan dan latihan,
    8.       Kebebasan yang terkendali,
    9.       Adanya kesatuan tujuan, dan
    10. Ketertiban serta pemberdayaan Guru.
    Berdasarkan konsep manajemen industri modern, maka setiap lulusan dari lembaga pendidikan yang akan bekerja dalam sistem industri harus memiliki kemampuan memiliki solusi dari masalah-masalah industri yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dikuasainya untuk menghasilkan keputusan dan tindakan untuk meningkatkan kinerja sistem industri modern.

    C.    Implementasi Manajemen Mutu dalam Bidang Pendidikan
    Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan kualitas produk dan kualitas proses untuk mewujudkannya, merupakan bagian yang tidak mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu. Kesulitan ini disebabkan oleh karena ukuran produktivitasnya tidak sekedar bersifat kuantitatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dan gedung sekolah atau laboratorium yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas yang menyangkut manfaat dan kemampuan memanfaatkannya.
    Demikian juga jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu di lingkungan organisasi bidang pendidikan yang bersifat non profit, menurut Nawari ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut :
    1.  Produktivitas Internal, berupa hasil yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung dan lokal yang dibangun sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
    2.  Produktivitas Eksternal, berupa hasil yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, karena bersifat kualitatif yang hanya dapat diketahui setelah melewati tenggang waktu tertentu yang cukup lama.
    Adaptasi manajemen mutu dapat dikatakan sukses, jika menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :
    1.  Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.
    2.  Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang.
    3.  Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat
    4.  Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya.
    5.  Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
    6.  Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
    7.  Peningkatan ketrampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus meningkat.
    Manajemen Mutu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan tersedianya sumber-sumber untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai sumber kualitas yang dapat mendukung pengimplementasian TQME secara maksimal. Sumber-sumber kualitas tersebut adalah sebagai berikut:
    1.  Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas
    2.  Sistem Informasi Manajemen
    3.  Sumber daya manusia yang potensial
    4.  Keterlibatan semua Fungsi
    5.  Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan
    Semua sumber kualitas di lingkungan organisasi pendidikan dapat dilihat manifestasinya melalui dimensi-dimensi kualitas yang harus direalisasikan oleh pucuk pimpinan bekerja sama dengan warga sekolah yang ada dalam lingkungan tersebut. Menurut Nawawi, dimensi kualitas yang dimaksud adalah :
    1.  Dimensi Kerja Organisasi
    2.  Iklim Kerja
    3.  Nilai Tambah
    4.  Kesesuaian dengan Spesifikasi
    5.  Kualitas Pelayanan dan Daya Tahan Hasil Pembangunan
    6.  Persepsi Masyarakat

    D.    Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah
    1.     Kebijakan Strategis
    Ada 3 faktor yang menjadi penyebab rendahnya pendidikan di Negara kita, yaitu :
    Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input-input analisis yang tidak konsisten.
    Kedua,    penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik.
    Ketiga,    peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim.
    Berdasar penyebab tersebut, maka Ditjen dikdasmen membuat kebijakan strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mengembangkan SDM, sebagai berikut :
    a.  Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school based management),
    b.  Pendidikan yang berbasiskan pada partisipasi masyarakat (community based education), sehingga terjadi interaksi positif antara sekolah dan masyarakat (sekolah sebagai community learning center),
    c.   Dengan menggunakan paradigma belajar atau learning paradigma, sehingga dapat terbentuk output pendidikan yang dapat diberdayakan.
    2.     Prinsip-Prinsip Manajemen Peningkatan Mutu
    Dalam pengendalian proses yang berlangsung di sekolah baik kurikuler maupun administrasi, melibatkan proses diagnosis dan proses tindakan untuk menindaklanjuti diagnosis, serta memerlukan partisipasi semua pihak (kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orang tua, dan pakar). Manajemen mutu memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
    a.  Peningkatan mutu harus dilaksanakan di sekolah,
    b.  Peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik,
    c.   Peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif,
    d.  Peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah, serta
    e.  Peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat.
    3.    Teknik Penyusunan Program Peningkatan Mutu
    Penyusunan program peningkatan mutu, dilakukan dengan mengaplikasikan 4 teknik, yaitu :
    a.    School Review
    Adalah suatu proses kerja sama seluruh komponen sekolah untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah serta mutu lulusan, sehingga akan menghasilkan rumusan tentang kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan, dan prestasi siswa, serta rekomendasi untuk pengembangan program tahun mendatang.
    b.    Benchmarking
    Yaitu suatu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu, yang dapat diaplikasikan untuk individu, kelompok, ataupun lembaga yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang seberapa baik kondisi, ukuran, dan ketercapaian program.
    Langkah-langkah pelaksanaannya adalah:
    1)    Tentukan fokus,
    2)    Tentukan aspek/variabel atau indikator,
    3)    Tentukan standar,
    4)    Tentukan gap (kesenjangan) yang terjadi,
    5)    Bandingkan standar dengan kenyataannya,
    6)    Rencanakan target untuk mencapai standar,
    7)    Rumuskan cara-cara program untuk mencapai target.
    c.    Quality Assurance
    Pemberian suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu barang atau jasa memenuhi persyaratan umum.
    Untuk melaksanakan quality assurance, sekolah harus :
    1)  Menekankan pada kualitas hasil belajar,
    2)  Hasil kerja siswa dimonitor secara terus menerus,
    3)  Informasi dan data dari sekolah dikumpulkan serta dianalisis untuk memperbaiki proses di sekolah, dan
    4)  Semua pihak mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan orang tua peserta didik harus memiliki komitmen untuk secara bersama mengevaluasi kondisi sekolah yang kritis dan berupaya untuk memperbaiki.
    d.    Quality Control
    Merupakan suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan standar.

    E.     Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah
    1.     Komponen dan Prinsip-Prinsip dalam Mutu Pendidikan
    Ada 5 komponen yang terkait dengan mutu pendidikan, yaitu:
    a.  Siswa,
    b.  Guru,
    c.   Kurikulum,
    d.  Sarana dan prasarana, dan
    e.  Masyarakat.
    Sedangkan prinsip-prinsip untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah :
    a.  Fokus pada pelanggan,
    b.  Kepemimpinan,
    c.   Pelibatan anggota
    d.  Pendekatan proses,
    e.  Pendekatan sistem pada manajemen,
    f.    Perbaikan berkesinambungan,
    g.  Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan, dan
    h.  Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok.
    2.     Peran Kepemimpinan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
    Kepala sekolah merupakan pucuk pimpinan di sekolah yang mempunyai peran vital dalam manajerial sekolah. Oleh karena itu agar dapat tercapai tujuan yang maksimal, diperlukan kepala sekolah yang memiliki kemampuan professional, meliputi kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan, dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan. Dengan demikian pemimpin harus memiliki visi dan mampu menerjemahkan ke dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spesifik.

    F.     Upaya Memasarkan Mutu Sekolah
    Konsep marketing pendidikan memiliki 3 dasar, yaitu :
    Pertama, Dimulai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai dasar tujuan bisnis,
    Kedua,      Mengembangkan pendekatan organisasi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan,
    Ketiga,       Mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan memberikan kepuasan kepada konsumen.
    Langkah-langkah konkret dalam kegiatan mengelola pemasaran sekolah meliputi :
    1.      Identifikasi Pasar
    Dalam tahap ini perlu dilakukan penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan, serta pemetaan dari sekolah lain.
    2.      Segmentasi Pasar dan Positioning
    Pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikografi, maupun perilaku. Secara ekonomis, melayani pasar yang besar akan membawa sekolah masuk ke dalam skala operasi yang baik.
    3.      Diferensiasi Produk
    Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Sekolah-sekolah saat ini hamper memiliki standar yang sama, maka hendaknya sekolah harus memiliki pembedaan. Oleh karena itu perlu membentuk kemasan yang menarik seperti tampilan fisik, logo dan slogan, jaminan internet yang aman dan bersih.
    4.      Komunikasi Pemasaran
    Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan apabila bentuk komunikasi disajikan dalam format yang ilmiah melalui media massa. Promosi dikemas dalam bentuk yang elegan namun menarik tetap dalam image sebagai pembentuk karakter dan nilai yang baik. 

    BAB III
    TANGGAPAN

    Kualitas Pendidikan di Indonesia

    Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk yang padat. Indonesia adalah negara berkembang yang masih dalam tahap proses pembangunan. Di sektor pendidikan, kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Saat ini yang kita rasakan adalah ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan yang formal maupun pendidikan yang informal. Pendidikan adalah penopang untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa kita. Seharusnya kita sebagai warga Indonesia dapat meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia agar kita tidak kalah bersaing dengan negara-negara lainnya.
    Masalah dalam mutu peningkatan pendidikan adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenang pendidikan baik yang formal maupun yang informal, keterbatasan daya tampung, kerusakan sarana dan prasarana, kurangnya tenaga pengajar, keterbatasan anggaran. Rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Keterbatasan daya tampung sangat berpengaruh dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. Banyak sekolah di Indonesia yang memiliki daya tampung tidak seimbang dengan jumlah murid yang diterima saat penerimaan murid baru. Hal ini mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal. Minimalnya sarana yang ada juga cukup berpengaruh. Pemerataan pendidikan terutama di daerah tertinggal, sangat memerlukan adanya peningkatan di bidang sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana ini sangat penting perannya dalam proses pembelajaran.
    Perkembangan ilmu dan teknologi, yang begitu pesat pada era globalisasi sekarang ini, telah memunculkan beragam jenis dan variasi produk maupun jasa yang memberi konsumen dengan berbagai alternatif pilihan. Dengan dukungan perkembangan teknologi informasi, para konsumen dapat mengakses data dan informasi berkaitan dengan produk dan jasa secara mudah dan cepat, implikasi dari perkembangan yang begitu akseleratif ini adalah tingkat kompitisi antar produsen semakin tinggi yang kemudian melahirkan tuntutan akan mutu, sebagai prasyarat memenangkan kompetisi.
    Tuntutan akan mutu ini, tidak hanya berlaku dalam dunia ekonomi dan bisnis semata, tetapi juga dalam organisasi non-profit seperti organisasi pendidikan. Relevansi antara globalisasi dengan tuntutan mutu pendidikan pada dasarnya adalah rekayasa ekonomi yang menjadikan kehidupan manusia menjadi terbuka, dan dalam keterbukaan itu kualitas manusia menjadi kuncinya.
    Dapatlah dikatakan bahwa dalam era globalisasi dibutuhkan tenaga manusia yang handal yang mampu berkompetisi di tengah-tengah masyarakat yang kompetitif. Untuk hal tersebut peran dan tanggung-jawab pembentukannya diserahkan kepada dunia pendidikan sabagai wadah pembentuk Sumber Daya Manusia (SDM) bagi masa depan.
    Dalam praktiknya sebagai lembaga yang berfungsi sebagai wadah penciptaan SDM yang handal, dunia pendidikan kita di Indonesia memiliki persoalan lain yang terkait dengan persoalan globalisasi. Hal ini terlihat adanya tiga masalah strategik dalam pendidikan di Indonesia yakni:
    1) masalah mutu pendidikan dalam konteks peningkatan mutu SDM, dan tuntutan lingkungan eksternal;
    2) masalah relevansi pendidikan dengan perkembangan IPTEK; dan
    3) masalah keterkaitan pengembangan pendidikan dan sosial ekonomi, dan kultural daerah.
    Nampak bahwa selain tuntutan agar output pendidikan di Indonesia bermutu, ada pula tuntutan akan pendidikan (pengelola dan pengelolaan pendidikan) yang bermutu pula.
    Dari sejarahnya, kesadaran akan arti penting mutu (baik input, output, maupun process) dalam pendidikan di Indonesia telah lama ada. Namun demikian, dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh para pengambil kebijakan pendidikan, belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Melihat adanya lima kelemahan yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan kita. Salah satu diantaranya adalah peningkatan mutu pendidikan belum didekati dari perspektif yang lebih luas yakni secara organisatoris. Dalam hal ini, rendahnya mutu pendidikan dikarenakan fokus peningkatan mutu masih berputar-putar pada ruang lingkup kelas, seperti kurikulum, metode pembelajaran, dan sejenisnya. Pendapat Manajemen pendidikan merupakan masalah pokok yang berakibat krisis mutu karena ketiadaan administrator pendidikan yang profesional. Kemerosotan mutu pendidikan diperburuk oleh perilaku kepemimpinan yang tidak tepat pakai atau tidak tepat guna. Berkaitan dengan kurangnya mutu pendidikan adalah karena menurunnya partisipasi masyarakat akibat adanya kerusuhan di mana-mana.

    7     Fakta Penyebab Mutu Pendidikan di Indonesia Rendah

    1.  Pemebelajaran Hanya Pada Buku Paket
    2. Pembelajaran Dengan Metode Ceramah
    3. Kurangnya Sarana Belajar
    4.   Peraturan Yang Terlalu Mengikat
    5. Guru Tidak Menanamkan Soal Bertanya
    6.   Metode Pertanyaan Terbuka Tidak Terpakai
    7.   Fakta Tentang Menyontek
    Dalam kehidupan suatu bangsa kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh sumber daya alam (SDA), melainkan oleh kualitas SDM-nya. Walaupun Indonesia dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, akan tetapi kalau SDM kita tidak mumpuni, maka kita hanya akan menjadi orang-orang upahan.
    Ada beberapa ukuran keberhasilan sebuah Negara yaitu; menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM), kemampuan manajerial, dan ekonomi. Kalau kualitas SDM-nya lemah, maka kita akan menjadi kuli.
    Kita sangat prihatin terhadap SDM bangsa Indonesia, karena termasuk rendah diantara Negara-negara ASEAN; Indonesia saat ini berada diperingkat 105 dan 173 negara yang disusun oleh UNDP. Rendahnya SDM  di Negara kita dikarenakan rendahnya mutu pendidikan. Pendidikan mempunyai peran penting, karena pendidikan mampu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, agar potensi peserta didk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara demokratif serta bertanggung jawab. Sehingga sumber daya alam di tanah air akan terolah dengan baik, didasarkan pada potensi individu masing-masing sehingga bisa disebut visioner, yang juga rasional dan realistis.
    Kualitas pendidikan pada gilirannya akan jauh lebih penting jika dibandingkan dengan pembangunan gedung-gedung, sumber daya alam yang tersedia di masing-masing daerah  maupun Negara.
    Contoh konkret pada Negara tetangga seperti Jepang dan Singapura, meski sumber alamnya yang tidak melimpah semelimpah Indonesia, toh, dengan hasil pendidikan yang berkualitas baik mereka mampu menciptakan kemakmuran dan keadilan bagi bangsanya. Contoh itu mestinya mampu menggerakkan semangat, pemerintah untuk membangun pendidikan dalam rangka peningkatan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
    Sebab pendidikan adalah faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan jika kita sebagai bangsa berhasil membangun dasar-dasar pendidikan nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang yang lain, pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa.
    Bangsa-bangsa maju di dunia pasti di topang oleh sumber daya manusia berkualitas sehingga memiliki keunggulan di semua bidang, termasuk ekonomi.
    Tenaga kerja terdidik akan berpengaruh lebih signifikan lagi bila disertai penguasaan teknologi, untuk mencari apa yang disebut keunggulan kompetitif, penguasaan teknologi ini sangat penting karena bisa mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi. Penguasan teknologi itu dimungkinkan bila mana persyaratan modal manusia yang andal telah dipenuhi.
    Pendidikan akan menjadi penting karena akan meningkatkan kapasitas masyarakat, apabila tingkat pendidikan masyarakat rendah, kapabilitas juga rendah. Hal ini akan berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan untuk menangkap peluang dan ini akan berakibat kemiskinan, akan tetapi masalahnya tidak sesederhana ini. Banyak terjadi kondisi kemiskinan yang dialami seseorang telah mengakibatkan rendahnya pencapaian pendidikan orang itu. Kenyataan inilah yang dialami mayoritas rakyat Indonesia memang harus disadari bahwa semua memiliki harapan besar pada pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan kita harus membuat strategis untuk mengejewantahkan tujuan mutu pendidikan. Anggaran pendidikan sebenarnya telah disadari sebagai pemimpin negeri Indonesia sebagai pemimpin tahun, masa depan bangsa amat bergantung pada anggaran, dengan demikian sudah seharusnya pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan dalam porsi cukup.
    Langkah Strategis yang Dipakai oleh Seorang Guru
    • Harus mampu menguasai materi yang ingin diterapkan kepada klain
    • Harus mampu membaca situasi dan kondisi (sikon)
    • Harus mampu apa yang menjadi kemauan dan keinginan dari klain
    • Harus konsisten atas apa yang menjadi materinya
    • Ketika klain memiliki masalah kita harus mendatangi klain yang bermasalah tersebut
    • Mengharapkan umpan balik dari klain
    • Harus mencari tahu dimana letak suka atau tidak suka dari klain
    • Melakukan dialog bersama klain
    • Memberikan pertanyaan kepada klain
    • Memberikan jawaban kepada klain

    Daftar Pustaka

    Usman, Husaini; Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan; Jakarta : Bumi Aksara; 2006.

    Sudradjat, Hari; Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi KBK; Bandung : Cipta Lekas Grafika; 2005

    Umiarso; Gojali, Imam; Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi Pendidikan; Jogjakarta : IRCiSoD; 2011

    Animasi pembentukan bayangan pada lensa cembung :

    SILABUS SD/MI
  • Silabus Kelas 1;
  • Silabus Tema Pengalaman Semester 1 
  • Silabus Tema Kegemaran Semester 1 
  • Silabus Tema Keluarga Semester 1 
  • Silabus Tema Lingkungan Semester 1 
  • Silabus Tema Diri Sendiri Semester 1 
  • Silabus Tema Budi Pekerti Semester 1 
  • Silabus Tema Permainan Semester 2 
  • Silabus Tema Lingkungan Semester 2 
  • Silabus Tema Peristiwa Semester 2 
  • Silabus Tema Kesehatan Semester 2 
  • Silabus Tema Keluarga Semester 2 
  • Silabus Tema Kebersihan Semester 2 
  • Silabus Tema Diri Sendiri Semester 2
  • Silabus Kelas 2;
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Kesehatan semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Kesehatan semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Lingkungan semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Lingkungan semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Peristiwa semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Peristiwa semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Diri Sendiri semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Budi Pekerti semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Hiburan semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Kegemaran semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Tempat Umum semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Kegiatan Sehari-hari semester 2
  • Silabus Kelas 3;
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Tempat Umum Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Lingkungan Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pengalaman Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Hiburan Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kesehatan Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kegiatan Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kegemaran Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pertanian Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Permainan Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pendidikan Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kerajinan Tangan Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Keperluan Sehari-hari Semester 2
  • Silabus Kelas 4;
  • Silabus Bahasa Indonesia Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus Bahasa Indonesia Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus Matematika Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus Matematika Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus PKn Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus PKn Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus IPS Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus IPS Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus IPA Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus IPA Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus TIK Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus TIK Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus Kelas 5;
  • Silabus Matematika Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus Matematika Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus SAINS/IPA Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus SAINS/IPA Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus IPS Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus IPS Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus TIK Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus TIK Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus PKn Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus PKn Kelas 5 SD Semester 2
  • Silabus Kelas 6;
  • Silabus PKn Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus PKn Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus IPA Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus IPA Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus IPS Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus IPS Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus TIK Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus TIK Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus Matematika Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus Matematika Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus Bahasa Indonesia Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus Bahasa Indonesia Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2