PERANGKAT PKM
LAPORAN PKM 
  • APKG I dan II 
  • RAT dan SAT 
  • KKO 
  • EYD

    A. Penulisan Huruf

    1. Huruf kapital atau huruf besar

    A. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

    Misalnya:

    Kami menggunakan barang produksi dalam negeri.

    Siapa yang datang tadi malam?

    Ayo, angkat tanganmu tinggi-tinggi!

    B. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

    Misalnya:

    Adik bertanya, ”Kapan kita ke Taman Safari?”

    Bapak menasihatkan, ”Jaga dirimu baik-baik, Nak!”

    C. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan nama kitab suci, termasuk ganti untuk Tuhan.

    Misalnya:

    Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Alkitab, Quran, Weda, Injil.

    Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hambanya.

    Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

    D. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

    Misalnya:

    Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim, Raden Wijaya.

    E. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

    Misalnya:

    Presiden Yudhoyono, Mentri Pertanian, Gubernur Bali.

    Profesor Supomo, Sekretaris Jendral Deplu.

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

    Misalnya:

    Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?

    Kapten Amir telah naik pangkat menjadi mayor.

    Keponakan saya bercita-cita menjadi presiden.

    F. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

    Misalnya:

    Albar Maulana

    Kemal Hayati

    Muhammad Rahyan

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

    Misalnya:

    mesin diesel

    10 watt

    2 ampere

    5 volt

    G. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa-bangsa dan bahasa. Perlu diingat, posisi tengah kalimat, yang dituliskan dengan huruf kapital hanya huruf pertama nama bangsa, nama suku, dan nama bahasa; sedangkan huruf pertama kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil.

    Penulisan yang salah:

    Dalam hal ini Bangsa Indonesia yang ….

    …. tempat bermukim Suku Melayu sejak ….

    …. memakai Bahasa Spanyol sebagai ….

    Penulisan yang benar:

    Dalam hal ini bangsa Indonesia yang ….

    …. tempat bermukim suku Melayu sejak ….

    …. memakai bahasa Spanyol sebagai ….

    Huruf kapital tidak dipakai sebagi huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

    Misalnya:

    keinggris-inggrisan

    menjawakan bahasa Indonesia

    H. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

    Misalnya:

    tahun Saka

    bulan November

    hari Jumat

    hari Natal

    perang Dipenogoro

    Huruf kapital tidak dipakai sebagi huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.

    Misalnya:

    Ir. Soekarno dan Drs. Moehammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

    Perlombaan persenjataan nuklir membawa risiko pecahnya perang dunia.

    I. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.

    Misalnya:

    Salah

    Benar

    teluk Jakarta

    Teluk Jakarta

    gunung Semeru

    Gunung Semeru

    danau Toba

    Danau Toba

    selat Sunda

    Selat Sunda

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.

    Misalnya:

    Jangan membuang sampah ke sungai.

    Mereka mendaki gunung yang tinggi.

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.

    Misalnya:

    garam inggris

    gula jawa

    soto madura

    J. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, nama resmi badan/
    lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.

    Misalnya:

    Departemen Pendidikan Nasional RI

    Majelis Permusyawaratan Rakyat

    Undang-Undang Dasar 1945

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi lembaga pemerintah, ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.

    Perhatikan penulisan berikut.

    Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.

    Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hukum.

    K. Huruf kapital dipakai sebagai huruf kapital setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/ lembaga.

    Misalnya:

    Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.

    L. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuK yang tidak terletak pada posisi awal.

    Misalnya:

    Idrus menulis buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

    Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

    Dia agen surat kabar Suara Pembaharuan.

    Ia menulis makalah ”Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan Media Elektronik”.

    M. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, Paman, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

    Misalnya:

    ”Kapan Bapak berangkat?” tanya Nining kepada Ibu.

    Para ibu mengunjungi Ibu Febiola.

    Surat Saudara sudah saya terima.

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.

    Misalnya:

    Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.

    Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

    N. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

    Misalnya:

    Dr. : doktor

    M.M. : magister manajemen

    Jend. : jendral

    Sdr. : saudara

    O. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

    Misalnya:

    Apakah kegemaran Anda?

    Usulan Anda telah kami terima.

    2. Huruf Miring

    A. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.

    Misalnya:

    majalah Prisma

    tabloid Nova

    Surat kabar Kompas

    B. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

    Misalnya:

    Huruf pertama kata Allah ialah a

    Dia bukan menipu, melainkan ditipu

    Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.

    C. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.

    Misalnya:

    Nama ilmiah padi ialah Oriza sativa.

    Politik devide et impera pernah merajalela di benua hitam itu.

    Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut.

    Negara itu telah mengalami beberapa kudeta (dari coup d’etat)

    B. Penulisan Kata

    1. Kata Dasar

    Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

    Misalnya:

    Kantor pos sangat ramai.

    Buku itu sudah saya baca.

    Adik naik sepeda baru

    (ketiga kalimat ini dibangun dengan gabungan kata dasar)

    1. Kata Turunan

    A. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

    Misalnya:

    berbagai ketetapan sentuhan

    gemetar mempertanyakan terhapus

    B. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

    Misalnya:

    diberi tahu, beri tahukan

    bertanda tangan, tanda tangani

    berlipat ganda, lipat gandakan

    C. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

    Misalnya:

    memberitahukan

    ditandatangani

    melipatgandakan

    1. Bentuk Ulang

    Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

    Misalnya:

    anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk,

    mondar-mandir, porak-poranda, biri-biri, kupu-kupu, laba-laba.

    1. Gabungan Kata

    A. Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

    Misalnya:

    duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah.

    B. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan.

    Misalnya:

    alat pandang-dengar (audio-visual), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak (orang tua), orang-tua muda (ayat ibu muda) kaki-tangan penguasa (alat penguasa)

    C. Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.

    Misalnya:

    acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, halal-bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga, radioaktif, saputangan.

    D. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.

    Misalnya:

    adibusana, antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional, kosponsor,

    mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol, neokolonialisme, paripurna,

    prasangka, purna-wirawan, swadaya, telepon, transmigrasi.

    Jika bentuk terikan diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur kata itu

    ditulisakan tanda hubung (-).

    Misalnya: non-Asia, neo-Nazi

    1. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya

    Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

    aku bawa, aku ambil menjadi kubawa, kuambil

    engkau bawa, engkau ambil menjadi kaubawa, kauambil

    Misalnya:

    Bolehkan aku ambil jeruk ini satu?

    Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.

    Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.

    Bolehkah kuambil jeruk ini satu?

    Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.

    1. Kata Depan di, ke, dan dari

    Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

    Misalnya:

    Tinggalah bersama saya di sini.

    Di mana orang tuamu?

    Saya sudah makan di rumah teman.

    Ibuku sedang ke luar kota.

    Ia pantas tampil ke depan.

    Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.

    Bram berasal dari keluarga terpelajar.

    Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.

    Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.

    Kami percaya kepada Ada.

    Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.

    1. Kata Sandang si dan sang

    Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

    Misalnya:

    Salah

    Benar

    Sikecil

    si kecil

    Sipemalu

    si pemalu

    Sangdiktator

    sang diktator

    Sangkancil

    sang kancil

    1. Partikel

    A. Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

    Misalnya:

    Bacalah peraturan ini sampai tuntas.

    Siapakah tokoh yang menemukan radium?

    B. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

    Misalnya:

    Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.

    Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku.

    Bukan hanya saya, melainkan dia pun turut serta.

    Catatan:

    Kelompok berikut ini ditulis serangkaian, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.

    Misalnya:

    Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui.

    Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu.

    Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi.

    Walaupun hari hujan, ia datang juga.

    C. Partikel per yang berarti (demi), dan (tiap) ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

    Misalnya:

    Mereka masuk ruang satu per satu (satu demi satu).

    Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter (tiap meter).

    C. Pemakaian Tanda baca

    1. Tanda titik (.)

    A. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

    Misalnya:

    Ayahku tinggal di Aceh.

    Anak kecil itu menangis.

    Mereka sedang minum kopi.

    Adik bungsunya bekerja di Samarinda.

    B. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean suatu judul bab dan subbab.

    Misalnya:

    III. Departemen Dalam Negeri

    A. Direktorat Jendral PMD

    B. Direktorat Jendral Agraria

    1. Subdit ….

    2. Subdit ….

    I. Isi Karangan 1. Isi Karangan

    A. Uraian Umum 1.1 Uraian Umum

    B. Ilustrasi 1.2 Ilustrasi

    1. Gambar 1.2.1 Gambar

    2. Tabel 1.2.2 Tabel

    3. Grafik 1.2.3 Grafik

    Catatan:

    Tanda titik tidak dipakai di belakang angka pada pengkodean sistem digit jika angka itu merupakan yang terakhir dalam deret angka sebelum judul bab atau subbab.

    C. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu dan jangka waktu.

    Misalnya:

    pukul 12.10.20 (pukul 12 lewat 10 menit 20 detik)

    12.10.20 (12 jam, 10 menit, dan 20 detik)

    D. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

    Misalnya:

    Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

    Lihat halaman 2345 dan seterusnya.

    Nomor gironya 5645678.

    E. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

    Misalnya:

    Lawrence, Marry S, Writting as a Thingking Process. Ann Arbor: University of Michigan Press, 1974.

    F. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

    Misalnya:

    Calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 20.590 orang.

    Koleksi buku di perpustakaanku sebanyak 2.799.

    G. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, misalnya judul buku, karangan lain, kepala ilustrasi, atau tabel.

    Misalnya:

    Catur Untuk Semua Umur (tanpa titk)

    Gambar 1: Bentuk Surat Resmi Indonesia Baru (tanpa titik)

    H. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim atau tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

    Misalnya:

    Jakarta, 11 Januari 2005 (tanpa titik)

    Yth. Bapak. Tarmizi Hakim (tanpa titik)

    Jalan Arif Rahman Hakim No. 26 (tanpa titik)

    Palembang 12241 (tanpa titik)

    Sumatera Selatan (tanpa titik)

    Kantor Pengadilan Negeri (tanpa titik)

    Jalan Teratai II/ 61 (tanpa titik)

    Semarang 17350 (tanpa titik)

    1. Tanda koma (,)

    A. Tanda koma dipaki di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

    Misalnya:

    Reny membeli permen, roti, dan air mineral.

    Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus, memerlukan prangko.

    Menteri, pengusaha, serta tukang becak, perlu makan.

    B. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.

    Misalnya:

    Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

    Didik bukan anak saya, melainkan anak Pak Daud.

    C. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

    Misalnya:

    Anak Kalimat

    Induk Kalimat

    Kalau hujan tidak reda

    saya tidak akan pergi

    Karena sakit,

    kakek tidak bisa hadir

    Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak itu mengiringi induk kalimatnya.

    Misalnya:

    Induk Kalimat

    Anak Kalimat

    Saya tidak akan pergi

    kalau hujan tidak reda.

    Kakek tidak bisa hadir

    karena sakit.

    D. Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

    Misalnya:

    Meskipun begitu, kita harus tetap jaga-jaga.

    Jadi, masalahnya tidak semudah itu.

    E. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

    Misalnya:

    O, begitu?

    Wah, bagus, ya?

    Aduh, sakitnya bukan main.

    F. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

    Misalnya:

    Kata ibu, ”Saya berbahagia sekali”.

    ”Saya berbahagia sekali,” kata ibu.

    Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

    Misalnya:

    Surat ini agar dikirim kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta Pusat. Sdr. Zulkifli Amsyah, Jalan Cempaka Wangi VII/11, Jakarta Utara 10640

    Jakarta, 11 November 2004

    Bangkok, Thailand

    G. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

    Misalnya:

    Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diskusi Insan Mulia, 2001), hlm. 27.

    H. Tanda koma dipakai di antara orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

    Misalnya:

    A. Yasser Samad, S.S.

    Zukri Karyadi, M.A.

    I. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

    Misalnya:

    Guru saya, Pak Malik, Pandai sekali.

    Di daerah Aceh, misalnya, masih banyak orang laki-laki makan sirih.

    Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti praktik komputer.

    Bandingkan dengan keterangan pembatas yang tidak diapit oleh tanda koma.

    Semua siswa yang berminat mengikuti lomba penulisan resensi segera mendaftarkan namanya kepada panitia.

    J. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

    Misalnya:

    Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersunguh-sungguh.

    Atas pertolongan Dewi, Kartika mengucapkan terima kasih.

    K. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

    Misalnya:

    ”Di mana pameran itu diadakan?” tanya Sinta.

    ”Baca dengan teliti!” ujar Bu Guru.

    1. Tanda Titik Koma (;)

    A. Tanda titik koma untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

    Misalnya:

    Hari makin siang; dagangannya belum juga terjual.

    B. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

    Misalnya:

    Ayah mencuci mobil; ibu sibuk mengetik makalah; adik menghapal nama-nama menteri; saya sendiri asyik menonton siaran langsung pertandingan sepak bola.

    C. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan unsur-unsur dalam kalimat kompleks yang tidak cukup dipisahkan dengan tanda koma demi memperjelas arti kalimat secara keseluruhan.

    Misalnya:

    Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab para orang tua, guru, polisi, atau pamong praja; sebab sebagian besar penduduk negeri ini terdiri atas anak-anak, remaja, dan pemuda di bawah umur 21 tahun.

    Administrasi Pendidikan

    Dalam pembahasan ini, konsep administrasi dipandang sama dengan konsep Manajemen. Manajemen Pendidikan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan, secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu pemahaman tentang manajemen pendidikan menuntut pula pemahaman tentang manajemen secara umum. Berikut ini akan dikemukakan tentang makna manajemen.

    1. Konsep Administrasi/Manajemen

    Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan Manage sebagai “to succed in doing something especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.

    Tabel 2.1.

    Pendapat Pakar tentang Manajemen/Administrasi

    No

    Pengertian Administrasi/manajemen

    Pendapat

    1.

    The most comporehensive definition views management as an integrating process by which authorized individual create, maintain, and operate an organization in the selection an accomplishment of it’s aims

    (Lester Robert Bittel (Ed), 1978 : 640)

    2.

    Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu

    (Prajudi Atmosudirdjo,1982 : 124)

    3.

    Management is the use of people and other resources to accomplish objective

    ( Boone& Kurtz. 1984 : 4)

    4.

    .. management-the function of getting things done through people

    (Harold Koontz, Cyril O’Donnel:3)

    5.

    Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain

    (George R. Terry, 1986:4)

    6.

    Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi

    (Sondang P. Siagian. 1997 : 5)

    7.

    Management is the process of efficiently achieving the objectives of the organization with and through people

    De Cenzo&Robbin

    1999:5

    dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terry menambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P Siagian menambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :

    1. Manajemen merupakan suatu kegiatan

    2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain

    3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu

    Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.

    2. Konsep Administrasi/Manajemen Pendidikan

    Setelah memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka pemahaman tentang manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi prinsip serta fungsi-fungsinya nampaknya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat dalam substansi yang dijadikan objek kajiannya yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan.

    Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen/administrasi pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen/administrasi.

    Dalam kaitannya dengan makna manajemen/Administrasi Pendidikan berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli. Dalam hubungan ini penulis mengambil pendapat yang mempersamakan antara Manajemen dan Administrasi terlepas dari kontroversi tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua istilah itu dapat dipertukarkan dengan makna yang sama.

    Tabel 2.2.

    Pendapat Pakar tentang Administrasi/manajemen Pendidikan

    No

    Pengertian Administrasi/manajemen Pendidikan

    Pendapat

    1.

    Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien…

    Djam’an Satori, (1980: 4)

    2.

    Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya

    Made Pidarta, (1988:4)

    3.

    Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan

    Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4)

    4.

    educational administration is a social process that take place within the context of social system

    Castetter. (1996:198)

    5.

    Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan…

    Soebagio Atmodiwirio. (2000:23)

    6.

    Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama

    Engkoswara (2001:2)

    dengan memperhatikan pengertian di atas nampak bahwa manajemen/administrasi pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain.

    Menurut Engkoswara (2001:2) wilayah kerja manajemen pendidikan dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut :

    Perorangan

    Garapan

    Fungsi

    SDM

    SB

    SFD

    Perencanaan

    TPP

    Pelaksanaan

    Pengawasan

    Kelembagaan

    Gambar 2.1.

    Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

    gambar di atas menunjukan suatu kombinasi antara fungsi manajemen dengan bidang garapan yakni sumber Daya manusia (SDM), Sumber Belajar (SB), dan

    Sumber Fasilitas dan Dana (SFD), sehingga tergambar apa yang sedang dikerjakan dalam konteks manajemen pendidikan dalam upaya untuk mencapai Tujuan Pendidikan secara Produktif (TPP) baik untuk perorangan maupun kelembagaan

    Lembaga pendidikan seperti organisasi sekolah merupakan kerangka kelembagaan dimana administrasi pendidikan dapat berperan dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tingkatan-tingkatan suatu organisasi dalam hal ini sekolah, administrasi pendidikan dapat dilihat dalam tiga tingkatan yaitu tingkatan institusi (Institutional level), tingkatan manajerial (managerial level), dan tingkatan teknis (technical level) (Murphy dan Louis, 1999). Tingkatan institusi berkaitan dengan hubungan antara lembaga pendidikan (sekolah) dengan lingkungan eksternal, tingkatan manajerial berkaitan dengan kepemimpinan, dan organisasi lembaga (sekolah), dan tingkatan teknis berkaitan dengan proses pembelajaran. Dengan demikian manajemen pendidikan dalam konteks kelembagaan pendidikan mempunyai cakupan yang luas, disamping itu bidang-bidang yang harus ditanganinya juga cukup banyak dan kompleks dari mulai sumberdaya fisik, keuangan, dan manusia yang terlibat dalam kegiatan proses pendidikan di sekolah

    Menurut Consortium on Renewing Education (Murphy dan Louis, ed. 1999:515) Sekolah (lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang perlu dikelola untuk keberhasilan pendidikan yaitu :

    1. Integrative capital

    2. Human capital

    3. Financial capital

    4. Social capital

    5. Political capital

    modal integratif adalah modal yang berkaitan dengan pengintegrasian empat modal lainnya untuk dapat dimanfaatkan bagi pencapaian program/tujuan pendidikan, modal manusia adalah sumberdaya manusia yang kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi kepentingan proses pendidikan/pembelajaran, modal keuangan adalah dana yang diperlukan untuk menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan, modal sosial adalah ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang menggambarkan sekolah sebagai komunitas, dan modal politik adalah dasar otoritas legal yang dimiliki untuk melakukan proses pendidikan/pembelajaran.

    Dengan pemahaman sebagaimana dikemukakan di atas, nampak bahwa salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan proses pembelajaran, hal ini mencakup dari mulai aspek persiapan sampai dengan evaluasi untuk melihat kualitas dari suatu proses tersebut, dalam hubungan ini Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan/proses pembelajaran jelas perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses belajar mengajar ini merupakan kegiatan utama dari suatu sekolah (Hoy dan Miskel 2001). Dengan demikian nampak bahwa Guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting dalam manajemen pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada dasarnya adalah guru, karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidik dalam suatu lembaga pendidikan akan menentukan bagaimana kontribusinya bagi pencapaian tujuan, dan kinerja guru merupakan sesuatu yang harus mendapat perhatian dari fihak manajemen pendidikan di sekolah agar dapat terus berkembang dan meningkat kompetensinya dan dengan peningkatan tersebut kinerja merekapun akan meningkat, sehingga akan memberikan berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan sejalan dengan tuntutan perkembangan global dewasa ini


    Animasi pembentukan bayangan pada lensa cembung :

    SILABUS SD/MI
  • Silabus Kelas 1;
  • Silabus Tema Pengalaman Semester 1 
  • Silabus Tema Kegemaran Semester 1 
  • Silabus Tema Keluarga Semester 1 
  • Silabus Tema Lingkungan Semester 1 
  • Silabus Tema Diri Sendiri Semester 1 
  • Silabus Tema Budi Pekerti Semester 1 
  • Silabus Tema Permainan Semester 2 
  • Silabus Tema Lingkungan Semester 2 
  • Silabus Tema Peristiwa Semester 2 
  • Silabus Tema Kesehatan Semester 2 
  • Silabus Tema Keluarga Semester 2 
  • Silabus Tema Kebersihan Semester 2 
  • Silabus Tema Diri Sendiri Semester 2
  • Silabus Kelas 2;
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Kesehatan semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Kesehatan semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Lingkungan semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Lingkungan semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Peristiwa semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Peristiwa semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Diri Sendiri semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Budi Pekerti semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Hiburan semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Kegemaran semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Tempat Umum semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter SD Tema Kegiatan Sehari-hari semester 2
  • Silabus Kelas 3;
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Tempat Umum Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Lingkungan Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pengalaman Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Hiburan Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kesehatan Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kegiatan Semester 1
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kegemaran Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pertanian Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Permainan Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pendidikan Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kerajinan Tangan Semester 2
  • Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Keperluan Sehari-hari Semester 2
  • Silabus Kelas 4;
  • Silabus Bahasa Indonesia Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus Bahasa Indonesia Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus Matematika Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus Matematika Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus PKn Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus PKn Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus IPS Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus IPS Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus IPA Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus IPA Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus TIK Berkarakter Kelas 4 SD sms 1
  • Silabus TIK Berkarakter Kelas 4 SD sms 2
  • Silabus Kelas 5;
  • Silabus Matematika Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus Matematika Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus SAINS/IPA Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus SAINS/IPA Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus IPS Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus IPS Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus TIK Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus TIK Kelas 5 SD Semester 2 
  • Silabus PKn Kelas 5 SD Semester 1 
  • Silabus PKn Kelas 5 SD Semester 2
  • Silabus Kelas 6;
  • Silabus PKn Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus PKn Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus IPA Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus IPA Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus IPS Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus IPS Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus TIK Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus TIK Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus Matematika Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus Matematika Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2
  • Silabus Bahasa Indonesia Berkarakter Kelas 6 SD Semester 1
  • Silabus Bahasa Indonesia Berkarakter Kelas 6 SD Semester 2